![]() |
lukisan; Fadjar (mBatu) |
oleh; Teguh Wahyu Utomo
Waktu saya
masih balita, Ayah sering kali mendongeng. Ada satu dongeng yang saya ingat,
yakni balapan antara kol (siput) dan kancil. Saya ingat betul ekspresi Ayah
ketika menggambarkan puncak balap lari antara dua hewan yang sangat berbeda kecepatan
itu. Saat kancil mengecek apakah sudah meninggalkan kol di belakang, Ayah
menggambarkan kancil berseru, “Kooolll….? Lalu Ayah menggambarkan bagaimana kol
menjawab dari depan kancil, “Kuk!” Diulang lagi, “Koooolll….?” Dijawab, “Kuk!”
Begitu hingga beberapa kali. Tentu saja, saya –bahkan waktu masih kecil– tak
percaya siput bisa ngomong. Saya juga tidak pernah percaya suara siput itu
“Kuk.” Tapi, saya menikmati dongeng itu dengan tertawa.
Mendongeng
itu penting. Mengapa? Alasannya banyak sekali, tergantung pada pribadi
masing-masing. Untuk pendidikan, mendongeng juga sangat penting. Pemahaman
murid lebih gampang dicapai jika materi pelajaran disampaikan dengan cara
seperti dongeng. Selain itu, mendongeng juga berarti menyampaikan kearifan
untuk membentuk karakter baik.
Kita
menggunakan dongeng untuk dengan cepat dan gampang mempelajari sesuatu; kita
bisa lebih mudah menangkap dan mencerna fakta-fakta jika disampaikan dalam
bentuk naratif. Dongeng juga mengajari kita tentang bagaimana bertindak.Budaya
manusia juga memelihara norma-norma sosial lewat dongeng. Melalui dongeng, kita
berkomunikasi dengan anak-anak bagaimana bertindak terhadap diri sendiri dengan
orang lain, apa yang kita nilai, dan apa yang mungkin.
Dongeng-dongeng
yang diceritakan orangtua bisa membentuk kepribadian anak, melatih kecerdasan
anak, hingga mengeratkan hubungan kedua pihak. Anak-anak suka didongengi, dan
orangtua suka mendongengkan berbagai hal termasuk kisah-kisah masa lalu pribadi.
Dongeng juga bisa menjadi cara untuk renungan menjelang tidur, kenangan yang
bisa dibagikan, anekdot yang bisa dibuat gurauan, imajinasi untuk mewujudkan
ide-ide jadi kenyataan.
Mengingat
pentingnya mendongeng bagi perkembangan anak, sejumlah psikolog terus mempromosikan
dampak positif dari membaca dan bercerita pada anak. Mendongeng itu cara bagus
untuk mengajari anak tentang berfikir realistis, karena dongeng bisa membuat
anak tahu bagaimana menyelesaikan masalah dengan cara realistis.
Dongeng juga
mempengaruhi perilaku dan bahkan membentuk budaya kita. Coba fikirkan bagaimana
fable dan parable membentuk nilai-nilai yang kita yakini. Coba fikirkan
tentang kisah-kisah kepahlawanan nasional, dongeng budaya, sejarah keluarga,
membentuk sikap kita terhadap diri sendiri dan pihak lain.
Mendongeng
bisa menjadi salah satu kontribusi yang bisa diberikan guru pada pengembangan
karakter bagus murid-murid. Dongeng bisa menciptakan keterkaitan emosional
dengan kebaikan, hasrat untuk melakukan hal-hak yang bagus. Dongeng memberi
banyak sekali contoh bagus –contoh yang bisanya hilang dari lingkungan
sehari-hari. Dongeng juga mengakrabkan kaum muda dengan kode perilaku baik yang
mereka perlu ketahui.
Maka
mendongenglah. Jika belum terbiasa mendongeng, belajarlah dan berlatihlah.
Kelak, kita akan dikenang anak atau murid sebagai pendidik yang bijak.
No comments:
Post a Comment