Thursday, February 26, 2015

Ayo Mendongeng

lukisan; Fadjar (mBatu)

oleh; Teguh Wahyu Utomo

Waktu saya masih balita, Ayah sering kali mendongeng. Ada satu dongeng yang saya ingat, yakni balapan antara kol (siput) dan kancil. Saya ingat betul ekspresi Ayah ketika menggambarkan puncak balap lari antara dua hewan yang sangat berbeda kecepatan itu. Saat kancil mengecek apakah sudah meninggalkan kol di belakang, Ayah menggambarkan kancil berseru, “Kooolll….? Lalu Ayah menggambarkan bagaimana kol menjawab dari depan kancil, “Kuk!” Diulang lagi, “Koooolll….?” Dijawab, “Kuk!” Begitu hingga beberapa kali. Tentu saja, saya –bahkan waktu masih kecil– tak percaya siput bisa ngomong. Saya juga tidak pernah percaya suara siput itu “Kuk.” Tapi, saya menikmati dongeng itu dengan tertawa.

Mendongeng itu penting. Mengapa? Alasannya banyak sekali, tergantung pada pribadi masing-masing. Untuk pendidikan, mendongeng juga sangat penting. Pemahaman murid lebih gampang dicapai jika materi pelajaran disampaikan dengan cara seperti dongeng. Selain itu, mendongeng juga berarti menyampaikan kearifan untuk membentuk karakter baik.

Kita menggunakan dongeng untuk dengan cepat dan gampang mempelajari sesuatu; kita bisa lebih mudah menangkap dan mencerna fakta-fakta jika disampaikan dalam bentuk naratif. Dongeng juga mengajari kita tentang bagaimana bertindak.Budaya manusia juga memelihara norma-norma sosial lewat dongeng. Melalui dongeng, kita berkomunikasi dengan anak-anak bagaimana bertindak terhadap diri sendiri dengan orang lain, apa yang kita nilai, dan apa yang mungkin.

Dongeng-dongeng yang diceritakan orangtua bisa membentuk kepribadian anak, melatih kecerdasan anak, hingga mengeratkan hubungan kedua pihak. Anak-anak suka didongengi, dan orangtua suka mendongengkan berbagai hal termasuk kisah-kisah masa lalu pribadi. Dongeng juga bisa menjadi cara untuk renungan menjelang tidur, kenangan yang bisa dibagikan, anekdot yang bisa dibuat gurauan, imajinasi untuk mewujudkan ide-ide jadi kenyataan.

Mengingat pentingnya mendongeng bagi perkembangan anak, sejumlah psikolog terus mempromosikan dampak positif dari membaca dan bercerita pada anak. Mendongeng itu cara bagus untuk mengajari anak tentang berfikir realistis, karena dongeng bisa membuat anak tahu bagaimana menyelesaikan masalah dengan cara realistis.

Dongeng juga mempengaruhi perilaku dan bahkan membentuk budaya kita. Coba fikirkan bagaimana fable dan parable membentuk nilai-nilai yang kita yakini. Coba fikirkan tentang kisah-kisah kepahlawanan nasional, dongeng budaya, sejarah keluarga, membentuk sikap kita terhadap diri sendiri dan pihak lain.

Mendongeng bisa menjadi salah satu kontribusi yang bisa diberikan guru pada pengembangan karakter bagus murid-murid. Dongeng bisa menciptakan keterkaitan emosional dengan kebaikan, hasrat untuk melakukan hal-hak yang bagus. Dongeng memberi banyak sekali contoh bagus –contoh yang bisanya hilang dari lingkungan sehari-hari. Dongeng juga mengakrabkan kaum muda dengan kode perilaku baik yang mereka perlu ketahui.

Maka mendongenglah. Jika belum terbiasa mendongeng, belajarlah dan berlatihlah. Kelak, kita akan dikenang anak atau murid sebagai pendidik yang bijak.

* Penulis adalah praktisi media komunikasi yang membantu mengajar di UPN ‘Veteran’ Jatim dan memberikan motivasional training pada umum; bisa dihubungi di 081332539032 atau cilukbha@gmail.com

No comments:

Post a Comment