Teguh Wahyu Utomo
Beberapa saat lalu, saya mengikuti program Kelas Inspirasi
Jatim tahun 2014. Untuk memberi inspirasi sebagai penulis, saya ditempatkan di
SDN Sekar I di Dusun Grenjengan, Desa Sekar, Kecamatan Sekar, di Bojonegoro.
Meski masuk Bojonegoro, lokasinya jauh di kawasan pegunungan kapur berbatasan
dengan Kabupaten Madiun. Karena kemarau, suasananya cukup terik dan agak
berdebu.
Di setiap kelas, saya memulai dengan pertanyaan sederhana
pada murid-murid; “Siapa yang punya cita-cita bukan jadi dokter?” Umumnya, yang
mengacungkan jari tak sampai separo kelas. Ya, dokter memang menjadi cita-cita
paling populer di sekolah ini. Entah itu cita-cita murni si anak atau cita-cita
yang disodorkan orang tua.
Kepada yang mengacungkan tangan, saya tanya apa
cita-citanya. Kebanyakan menjawab jadi polisi dan tentara. Yang populer lainnya
adalah menjadi guru. Namun, ada beberapa yang bercita-cita ‘aneh’. Misalnya,
empat anak ingin menjadi pemain sepakbola dan satu menjadi pembalap. Sedihnya,
tidak ada satu pun anak yang mengaku ingin jadi petani meski mereka hidup di
kawasan pertanian.
Saya lalu nasihatkan pada semua murid, apa pun cita-cita
yang mereka angankan maka mereka harus serius dan bekerja keras untuk
mewujudkannya.
Kepada yang tidak mengacungkan tangan, saya coba pancing dengan
pertanyaan, “Kalau ingin jadi dokter, apa sudah tahu caranya?” Nah, jawaban
mereka umumnya sangat abstrak. “Rajin belajar dan menabung.”
Tentu saja jawaban mereka tidak keliru, namun belum sangat
jelas. Maka, saya jelaskan bahwa setiap cita-cita tentu memiliki jalan berbeda
untuk ditempuh, “Setelah lulus SD, kalian harus melanjutkan sekolah sampai
masuk ke Fakultas Kedokteran. Setelah lulus ujian teori dan praktek, kalian
baru boleh jadi dokter.”
Terkait profesi penulis, rupanya tak seorang pun anak
membayangkan. Yang mereka kenal cuma pekerjaan juru tulis. Ketika saya
tunjukkan gambar J. K. Rowling, tidak ada satu pun yang mengenalnya. Namun,
saat saya tunjukkan gambar Daniel Radcliffe, sebagian mereka bilang, “Ah, itu
Harry Potter.”
Lalu, saya jelaskan, Rowling itu si penulis novel Harry
Potter yang ceritanya bisa disaksikan di televisi. Saya jelaskan juga, Rowling
menjalani hidup relatif miskin hingga terpaksa menulis di warung-warung.
Nasibnya berubah ketika novel Harry Potter laku keras di dunia dan difilmkan. Lewat menulis, Rowling mengubah diri dari janda miskin menjadi salah satu
wanita terkaya di dunia.
Saya juga tunjukkan gambar R. A. Kartini. Sebagian murid
mengenali, sebagian tidak. Ketika saya tanyakan siapa R. A. Katini, banyak yang
menjawab dia pahlawan nasional. Ketika saya tanya bagaimana Kartini menjadi
pahlawan, tidak ada yang menjawab.
Saya jelaskan, ide-ide perjuangan R. A. Kartini itu bisa
dilihat dalam buku ‘Habis Gelap Terbitlah
Terang.’ Saya jelaskan pula, buku itu kumpulan surat-surat yang ditulis
Kartini pada temannya di Belanda. Saya tekankan, menulis bisa membaut seseorang
jadi pahlawan.
Saya juga memberi beberapa contoh penulis profesional,
termasuk beberapa contoh buku saya. Lalu, saya ceritakan bahwa saya bisa
jalan-jalan ke berbagai penjuru dunia ya karena menulis. Saat saya sebut saya
pernah ke Amerika, mereka terkesima, “Wooow.” Begitu juga saat saya bilang saya
pernah ke Jepang dan beberapa negara lainnya.
Lalu, saya tekankan, “Dengan menulis, orang bisa kaya.
Dengan menulis, orang bisa jadi pahlawan. Dengan menulis, orang bisa keliling
dunia. Dengan menulis, orang bisa jadi apa saja.”
Nah, saat mengakhiri salah satu sesi kelas inspirasi, saya
bertanya pada murid-murid, “Ada kah yang sekarang punya cita-cita jadi penulis?”
Olala…tidak ada satu pun yang mengacungkan tangan atau
berteriak, “Saya…”
Ternyata, saya belum bisa menginspirasi mereka.
* Penulis adalah praktisi media, yang memberi
kuliah di UPN ‘Veteran’ Jatim, memberikan pelatihan motivasional pada umum;
bisa dihubungi di cilukbha@gmail.com
atau 081332539032 atau 29E810F1
wah..
ReplyDeletepadal aku dibojonegoro udah cukup lama lo pak, sedang riset soal media partisipatoris disana hehe
selagi bisa, maka menulislah. karna peradaban dimulai dari menulis :)
menarik nih pak, soal menginspirasi ato tidak menurutku pasti menginspirasi. toh bapak sudah memberikan sesuatu yg belum mereka ketahui sebelumnya, bagi saya itu udah mewakili. tinggal bagaimana membiasakan mereka senang membaca aja sih,karna rumusnya kan cuman satu : kalo mau menulis, ya membaca hehe
monggo dilanjut pak tom :)
Aku punya beberapa teman blogger di sana. kalau mau, aku beri kontak nanti.
Delete