Dalam
suatu pelatihan motivasional, sejumlah peserta saya minta menggunakan telepon
seluler untuk merekam aktivitas positif mereka. Karena rekaman akan ditayangkan
di layar lebar agar bisa dinikmati peserta lain, mereka pun menyerahkan ponsel
pada panitia. Nah, saat panitia pelatihan membuka file di sejumlah ponsel, yang muncul bukan cuma rekaman aktivitas
positif yang dilatihkan tapi juga sejumlah gambar-gambar ketelanjangan.
Wah...wah.... rupanya virus pornografi sudah menulari telepon seluler sejumlah
peserta pelatihan yang kebetulan figur digugu dan ditiru.
Dalam
kesempatan lain, sejumlah razia isi ponsel siswa diketahui bermuatan pornografi.
Lebih khusus, ada remaja putri ‘menghilang’ setelah terpikat pada pria yang
tidak pernah ditemuinya selain lewat obrolan di ponsel via facebook. Banyak
siswa yang tidak konsentrasi belajar karena sibuk pencet-pencet tombol ponsel
karena chatting via facebook atau
media sosial lainnya.
Kalau
mau ditelisik terus, bakal muncul lebih banyak ‘dosa’ media massa sosial sebagai
penyebar virus kemaksiatan, penipuan, kemunafikan, dan sejenisnya. Namun,
sejatinya media massa itu bersifat netral. Dia jadi bermuatan ‘dosa’ atau
‘pahala’, itu tergantung pada kita-kita yang memakainya. Jika kita menggunakan
media massa untuk hal-hal buruk, tentu saja muatannya dosa. Kalau kita
menggunakan media massa untuk hal-hal yang baik, muatannya penuh pahala.
Nah,
muncul ide bagaimana kalau menggunakan Facebook atau media sosial lainnya untuk
tujuan-tujuan baik dalam pembelajaran. Why
not? Meski ada potensi dampak buruk, Facebook sebagai perangkat media massa
sosial sangat bisa digunakan untuk pembelajaran. Kuncinya, si pengajar dan si
pelajar harus sama-sama terkoneksi via Facebook. Misalnya, ada group khusus tentang mata pelajaran
biologi yang member-nya siswa
pengikut mata pelajaran biologi dan admin-nya
guru biologi.
·
Facebook
menyediakan fitur mail, chat dan publishing sehingga guru dan murid dapat berkomunikasi saat online ataupun offline. Guru maupun siswa bisa menyebarkan teks, gambar, maupun
video. Maka, facebook bisa menjebol dinding ruang dan waktu antara guru dan
murid. Pembelajaran tidak hanya terjadi dalam ruang kelas dan jam belajar
tertentu, tapi bisa di mana saja dan kapan saja.
·
Secara
lebih praktis, manfaat facebook untuk pembelajaran antara lain; tempat
informasi karya penelitian, memberi info penting misalnya lowongan kerja bagi
alumni, ajang komunikasi tugas pelajaran antara guru dan murid, tempat info
kisi-kisi soal ujian, tempat pengumuman hasil ujian, sarana mendukung teman
yang ikut lomba, dan banyak lagi.
·
Facebook
juga bisa memberi sarana diskusi lebih bebas daripada struktur mengajar-belajar
di dalam kelas. Para murid bebas menuliskan gagasan masing-masing mengenai
topik tertentu untuk di-post ke group. Guru bertindak sebagai moderator
dan sekali-sekali menjadi motivator. Dengan cara ini, pembelajaran tidak cuma
searah (guru-ke-murid) tapi multi arah.
·
Facebook
bisa menjadi administratur yang tidak bisa dibohongi. Segala tulisan, dan
gambar, yang masuk pasti diiringi data tentang pengirimnya dan waktunya. Guru,
sebagai moderator, bisa mencatat data itu. Jika ada murid yang aktif
berdiskusi, datanya bisa terlihat. Begitu juga dengan yang tidak aktif. Jika
ada murid yang rajin mengirim tugas, itu juga tercatat. Tapi, jika gurunya
malas, itu juga akan tercatat.
·
Facebook
mendorong murid untuk bisa dan berani menulis. Bukan cuma menulis curhat galau
dan melow di status, tapi murid bisa
dilatih untuk menulis yang lebih ilmiah. Guru bisa mendorong murid untuk
menulis lebih banyak, lebih terorganisir, lebih kaya data dan pendapat. Jika
sudah terbiasa menulis, bisa dipastikan budaya baca otomatis berkembang dengan
sendirinya di kalangan murid.
·
Facebook
gampang diakses. Bukan cuma lewat komputer, facebook bisa diakses via ponsel,
smartphone, blackberry, hingga sejumlah operator seluler memanfaatkannya
sebagai nilai tambah. Asal ada alat dan ada sinyal, siapa saja bisa
berkomunikasi via Facebook.
Selamat
memanfaatkan teknologi.
No comments:
Post a Comment