Oleh;
Teguh Wahyu Utomo
Bagus sekali jika sekolah-sekolah sudah
memberi aktivitas ekstrkurikuler olahraga. Yang ditawarkan idealnya jenis-jenis
olahraga sesuai kebutuhan atau minat para siswa. Namun, tidak gampang memberi
wadah bagi berbagai keinginan masing-masing siswa. Biasanya pilihan ditentukan berupa sekolah menawarkan sejumlah jenis
olahraga. Murid-murid dibolehkan memilih satu atau lebih.
Andai yang terakhir itu tak bisa
dihindarkan, ada baiknya untuk menawarkan jenis olahraga dalam tim. Olahraga
tim adalah yang dimainkan oleh sekelompok atlet untuk tujuan bersama dan
berhadapan dengan sekelompok atlet lain dalam kompetisi. Misalnya; sepakbola,
voli, silat berpasangan, bulutangkis ganda, renang indah, lari estafet, dan
sejenisnya. Bedakan dengan olahraga perorangan semacam golf, silat sabung, bulutangkis
tunggal, lari marathon dan sejenisnya.
Nah, untuk pendidikan karakter,
olahraga tim ini bisa memberi banyak manfaat pada murid. Dalam olahraga tim,
pihak yang bisa bekerjasama dengan baik biasanya yang menjadi pemenang. Belajar
bekerjasama dengan pihak lain menuju tujuan bersama ini lah yang membangun karakter,
pertemanan, mempercayai diri sendiri dan orang lain, hingga berbagai life skills penting. Bahkan, bagi
beberapa atlet, persahabatan dan kekompakan dalam tim bisa berlangsung seumur
hidup.
Untuk murid-murid yang usia muda, olahraga tim bisa memberi cara positif mengalihkan perhatian dari pengaruh buruk lingkungan sekitar. Saat banyak godaan untuk menggunakan narkoba, berperilaku tidak senonoh, atau kecenderungan bertindak kriminal, olahraga tim bisa jadi alternatif penyalur energi sehingga memberi hasil lebih positif. Saat menangani remaja yang kelebihan energi, banyak psikiater atau psikolog menyarankan mereka terjun ke olahraga tim sehingga terhindar dari aksi negatif.
Olahraga tim juga memberi jalan bagi kaum muda untuk keluar rumah dan bersosialisasi dengan teman-teman yang sejalan. Jika sudah jenuh dengan pelajaran, mereka tidak menghabiskan waktu dengan hanya duduk atau tiduran tanpa banyak bergerak untuk main games atau menonton televisi. Dengan berolahraga, mereka bisa lebih aktif menggerakkan badan sehingga jadi lebih sehat dan kuat.
Selain fisik lebih sehat karena banyak bergerak, berolahraga tim juga memberi keuntungan psikologis. Kerjasama tim membuat seseorang menjadi bagian berharga dalam kelompok. Ia bisa merasa menjadi bagian yang dibutuhkan di dalam tim. Pada saat yang sama, ia juga menyadari kebutuhan akan teman lain di dalam tim. Ia dan teman-teman bekerjasama saling menolong untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasana tim ini memberi mereka rasa saling menghargai satu sama lain, dan bisa membangun persahabatan yang lebih baik dan awet.
Meski banyak bekerjasama, olahraga tim juga memberi peluang untuk bersaing atau berkompetisi. Tidak sendirian atau individual, olahraga tim justru memberi cara bekerjasama dalam kelompok untuk bersaing melawan tim lain demi kemenangan. Dalam tim futsal, misalnya, kapten bisa memotivasi seluruh timnya untuk mengerahkan seluruh daya agar memenangi setiap pertandingan dan menjadi juara.
Meski kemenangan bukan tujuan puncak atau bukan segalanya dalam olahraga, kompetisi yang sehat tetap saja baik bagi kaum muda. Lewat olahraga tim, mereka bisa menyalurkan kerja keras ke dalam prestasi yang terbaik. Penyaluran energi secara positif ini bisa mencetak murid kelak menjadi manusia yang bisa bersaing dengan cara yang baik di jagad nyata. Bekerja sama mencapai tujuan bisa mengajari mereka nilai-nilai kerja keras, komitmen, dan dedikasi. Olahraga tim adalah jalan hebat untuk mempelajari nilai-nilai semacam itu.
Kerjasama tim dalam olahraga bisa membantu murid-murid memiliki ketrampilan berkomunikasi yang baik. Banyak tugas sekolah, dan karya ilmiah, membutuhkan kerja kelompok untuk menghasilkan presentasi dahsyat di depan guru atau penguji. Jika sudah terlatih berkomunikasi dan bekerjsama dalam olahraga, sangat mudah bagi murid untuk mengarahkan semua perhatian tim menuju penyelesaian tugas atau penelitian dengan baik dan tepat. Olahraga tim juga mengajari bagaimana menghadapi tekanan atau konflik atas berbagai kondisi di dalam tim. Jika sudah pandai mengendalikan konflik, murid-murid akan jauh lebih efisien dalam mengerjakan tugas atau membuat karya ilmiah berkelompok.
Nah, selamat memanfaatkan.
Penulis adalah praktisi media massa, berbagi pengalaman dan pengetahuan di UPN Veteran Jatim, dan bisa dihubungi di cilukbha@gmail.com, 081332539032, atau 29E810F1
No comments:
Post a Comment