Sunday, April 26, 2015

Ayo, Lebih Peduli pada Siswa



Sudahlah, tak perlu berdalil-dalil; Sudah jelas bahwa guru yang peduli bakal bisa membuat siswa berkinerja lebih bagus di sekolah dan berperilaku lebih baik terhadap sesama.

Nah, sekarang, coba kita tanyai diri sendiri, “Apa sih yang paling dikenang dari guru favorit saya dulu?” Jawabnya kemungkinan kecil tentang bagaimana mata pelajaran yang diberikan. Yang paling mungkin kita kenang justru bagaimana kita merasakan perilaku guru favorit itu. Guru bakal lebih banyak dikenang dari perilakunya daripada mata pelajaran apa yang diberikannya!

Perilaku guru itu akan mendorong bagaimana kita merasakan pelajaran, kegembiraan kita menemukan sesuatu yang baru, keamanan dan kenyamanan kita saat mencoba melakukan sesuatu yang baru meski mungkin keliru, kepercayaan diri kita saat menghadapi masalah, dan ketrampilan kita melakukan sesuatu, dan sejenisnya.

Salah satu perilaku paling mengesankan di benak murid adalah kepedulian guru. Bahkan, kepedulian guru ini memberi dampak cukup besar pada pengalaman pembelajaran siswa. Mari kita bandingkan misalnya ada dua guru sama-sama mengajar pembagian matematik pada murid kelas 3 SD. Satu guru sabar membimbing murid, lainnya mengajar sekenanya. Guru mana yang lebih cepat membuat murid paham pembagian matematik?

Banyak penelitian menunjukkan hubungan saling peduli antara guru dan murid lebih bisa meningkatkan prestasi akademis dan perilaku ‘pro-sosial’. Guru yang peduli juga bisa memberi harapan bagi siswa bermasalah. Hal terbaik yang bisa dilakukan guru adalah memahami dan peduli keadaan siswa. Jika gurunya menyerah, siswa yang bermasalah tentu lebih cepat patah.

Ada banyak perilaku yang bisa menunjukkan kepedulian guru terhadap siswa. Masing-masing guru tentu punya cara sendiri untuk menunjukkan rasa peduli itu. Kepedulian juga bisa ditunjukkan dalam kondisi berbeda. Namun, ada beberapa hal yang umum dilakukan. Antara lain, berikut ini;

     1. Mengenali siswa dan kehidupan yang dijalaninya. Ini penting jika guru itu punya siswa dari beragam kondisi kultural atau sosio-ekonomi berbeda. Kesalah-pahaman kultural/sosial/ekonomi ini bisa memberi pengaruh buruk pada pengalaman belajar siswa. Maka, ada baiknya guru sering berkunjung ke tempat tinggal murid untuk mengenal latar belakangnya. Jika tidak sempat, sesekali minta siswa menuliskan keinginannya. Dari tulisan itu, guru bisa mereka-reka kondisi siswanya. Untuk cek-ulang, guru bisa mengajak siswa mengobrol tentang isi tulisannya sehingga kondisi di luar sekolah bisa diketahui.

     2. Lebih aktif mendengar siswa. Guru yang aktif mendengar bakal lebih peka ‘mendengar makna’ dari apa yang dikatakan siswa. Lalu, guru bisa cek-ulang untuk memastikan siswa tadi benar-benar dimengerti. Kepedulian ini bisa meningkatkan rasa percaya diri siswa dan bisa membantu mengembangkan hubungan saling percaya antara guru dan siswa. Jika suasana kelas terlalu ramai atau gaduh, sisihkan waktu dan tempat khusus untuk benar-benar mendengar siswa yang membutuhkan itu.

     3. Sering minta feedback dari siswa. Pilih topik apa saja —tidak harus akademik. Lalu, minta siswa menuliskan beberapa kalimat tentang apa yang membuatnya tertarik atau bingung tentang topik itu. Dengan membaca tulisan itu, guru bisa mendapatkan feedback dari siswa. Dengan mengomentari feedback itu, guru bisa menunjukkan kepedulian menghargai pendapat siswa. Jika sering dilakukan, ini bisa menciptakan kultur di mana murid merasa aman dan nyaman mengajukan pertanyaan atau mengambil kesempatan melakukan sesuatu. Kultur demikian sangat pendukung perkembangan siswa secara akademis.

Jangan lupa, sebagai guru, satu tanda kecil kepedulian bisa berpengaruh besar pada siswa. Ada kasus siswa nakal yang dalam dua tahun pindah tiga sekolah. Saat di sekolah terakhir, siswa tadi tersentuh saat gurunya menelpon rumahnya ketika dia absen. Sebelumnya, di sekolah lainnya, ia sering bolos tapi tidak pernah ada satu pun pihak sekolah yang menanyainya atau menelponnya. Siswa itu akhirnya sadar ia sering membolos karena merasa kurang diperhatikan sekolahnya.

2 comments:

  1. menghafal nama siswa plus alamatnya juga bentuk kepedulian ya...

    ReplyDelete
  2. Iya, juga.

    Tapi, ada murid yang bila diingat namanya menganggap gurunya ngincer dia terus.

    ReplyDelete